Review Pemakaian DFSK Glory 560 Setelah 10.000 KM - mboisker

Breaking

Teknologi & Informasi

12/05/20

Review Pemakaian DFSK Glory 560 Setelah 10.000 KM

Setelah hampir setahun menggunakan DFSK Glory 560 tipe tertinggi dengan transmisi CVT dan kebetulan odomoter sudah mencapai 10.000 KM maka saya coba memberikan review atau ulasan singkat terhadap DFSK Glory 560. Dan tidak ada gading yang tak retak, dibalik beragam fitur "gimmick" dan harga yang lebih murah dibanding kompetitor ternyata ada beberapa hal yang menurut saya perlu ada perbaikan.
DFSK Glory 560 10.000 KM

Secara umum mobil ini digunakan untuk berkendara di dalam kota Malang. Baru sekali diajak jalan agak jauh dengan rute Magelang, Jogja dan Solo. Selebihnya ke luar kota paling hanya kota di sekitar Malang saja. Dan untuk BBM selalu saya isi minimal RON 95 dan lebih sering menggunakan RON 98. Akan tetapi yang saya rasakan tarikan bawah lebih enak pakai RON 95 (Shell V Power).

Berbagai fitur sudah banyak dibahas oleh wartawan media otomotif maupun para youtuber. Namun saya akan menuliskan tentang pengalaman yang saya rasakan saja dalam menggunakan DFSK Glory 560.

Nilai plus untuk DFSK Glory 560 sampai dengan 10.000 KM adalah :
  • Kabin terasa kedap jadi membuat nyaman.
  • Tidak ada masalah terkait over heat pada mesin maupun CVT.
  • Tidak ada masalah terkait engine brake ketika melepas pedal gas.
  • Fitur Hill Hold Control sangat membantu ketika berhenti atau macet di tanjakan.
  • Fitur auto release pada Electronic Parking Brake sangat bermanfaat ketika berhenti dengan posisi rem parkir nyala, cukup injak pedal gas maka rem parkir akan terlepas secara otomatis tanpa perlu pencet tombol Parking Brake dengan syarat sudah menggunakan seat belt.
  • Mematikan mesin otomatis akan mengaktifkan parking brake, jadi enak banget.
  • Tarikan akan terasa enteng jika sudah di atas 1500 RPM dan ketika di tol untuk kecepatan 100 KM/Jam cukup dengan 2000 RPM saja.
  • Kaki-kaki sampai 10.000 KM ini masih enak dan nyaman.
  • Rem cenderung dalam dibanding mobil Jepang, namun ketika tiba-tiba mengerem mendadak rem juga pakem meskipun belum menginjak rem secara penuh karena sepertinya sistem mendeteksi perpindahan kaki dari pedal gas ke pedal rem yang sangat cepat. Jadi tidak perlu khawatir dengan rem yang cenderung dalam.
  • Setir tetap enteng belum ada perubahan.
  • Aki GS Spectra yang sepertinya versi export, mestinya kualitas nomer 1.
  • Mesin tetap kering, ga ada olie yang merembes keluar.
  • Sampai dengan 10.000 KM belum ada penggantian part akibat kerusakan atau kesalahan produksi. Jadi kekhawatiran awal terhadap merk dari Tiongkok ini terjawab sudah. Dan semoga bisa awet sampai 10 tahun.
  • Hati nyaman karena konon garansi spare part 7 tahun meskipun sampai saat ini belum ada kerusakan satupun, cuma ada yang bikin ga enak hati karena garansi ini akan hangus jika merubah/menggunakan part yang tidak semestinya. Jadi ini pasal karet jika mau melakukan modifikasi mobil.
  • Pajak termasuk murah karena digolongkan ke dalam kategori minibus, yaitu sekitar 2,7 juta per tahun untuk wilayah Jawa Timur.
  • Head Unit berbasis Android yang bisa diinstal berbagai macam aplikasi yang sangat menarik.
  • Bisa ditambahkan fitur cruise control dan power tailgate.

Nilai minus untuk DFSK Glory 560 sampai dengan 10.000 KM adalah :
  • Merk DFSK kurang dikenal masyarakat, dan masyarakat lebih mengenal merk DongFeng.
  • BBM tidak bisa diisi RON 90 atau pertalite, soalnya pernah sekali isi karena sudah kehabisan bensin dan ga ada pilihan lain selain pertalite dan hasilnya berasa lemoot.
  • Konsumsi BBM menurut saya tidak bisa dikatakan irit, karena untuk dalam kota di Malang rata-rata 9.5 KM per liter.  Bahkan beberapa kali pas musim liburan yang di mana-mana macet konsumsi BBM menyentuh 6,5 KM per liter.
  • Tarikan awal cenderung lemot jika menggunakan BBM dengan jenis pertalite, cuma kalo di tol yang ada batasan maksimal 80 KM/Jam bakalan susah karena mobil ini kalo sudah ngacir maunya di atas 100 KM/Jam.
  • Kualitas pemasangan interior terutama di bagian dashboard kurang sempurna, seperti ada yang kurang melekat. Jadinya ada bunyi "kretek kretek" kalo ditekan atau sedang melalui jalanan keriting.
  • Tampilan head unit dengan model seperti Mazda CX-5 memang keren, tapi kualitas dan sistem operasi maupun aplikasinya terlihat murahan. Bahkan sistem navigasinya tidak update sehingga saya ragu untuk menggunakannya karena takut nyasar.
  • Suara klakson sangat keras dan seringkali bikin kaget pejalan kaki atau pengendara sepeda motor. Karena klakson agak susah untuk ditekan sedikit saja.
  • Pilar depan atau biasa disebut dengan pilar A dan spion yang sedikit lebar lumayan mengganggu pandangan ketika berbelok.
  • Dibalik setir yang enteng, namun setir terasa kurang presisi. Mungkin kalo baru bawa mobil ini akan kurang nyaman.
  • Biaya servis termasuk tidak murah jika dibandingkan dengan Wuling Almaz yang ada diskon.
  • Servis gratis hanya berlaku untuk servis pertama saja. Servis selanjutnya tetap bayar dengan rincian jasa, ganti oli maupun filter. Nah terus katanya garansinya 7 tahun? Iya memang benar garansi 7 tahun jika ada penggantian part karena kerusakan dan bukan penggantian part seperti filter dan oli yang rutin karena pemakaian. Jadi anggap saja servis setahun 2x dengan masing masing biaya sekitar 1-1,5 juta, maka setahun mungkin butuh biaya 2-3 juta untuk servis rutin.
Bersambung ...

Gabung grup Telegram Glory 560 melalui link berikut https://s.id/Glory560

Tidak ada komentar:

Posting Komentar